Mengenal Tapal Batas Umroh dan Haji di Migat

 Mengenal Tapal Batas Umroh dan Haji di Migat





Miqat berarti lokasi tempat seorang jamaah haji atau Umroh berihram, sebelum ia memasuki Tanah Suci. Miqat adalah pembatas antara Tanah Suci dan tanah biasa yang mengelilinginya. Seorang jamaah haji atau umrah tidak boleh memasuki Tanah Suci tanpa berihram terlebih dahulu.

Miqat terbagi menjadi dua bagian: miqat zamani dan miqat makani. Miqat zamani adalah yang berhubungan dengan waktu, yaitu kapan Haji atau Umroh dilakukan. Dalam surah al-Baqarah ayat 189 disebutkan mengenai ketentuan waktu haji. "Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, 'Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji'."

Sedangkan, miqat makani berhubungan dengan tempat. Rasulullah telah menentukan empat lokasi miqat bagi jamaah Haji atau Umroh untuk berihram. Hal tersebut didasarkan oleh hadis berikut.
Ibnu Abbas RA berkata: "Bahwa Nabi SAW telah menentukan tempat permulaan ihram bagi penduduk Madinah di Dzulhulifah, bagi penduduk Syam di Juhfah, bagi penduduk Nejed di Qarnul Manazil, dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam."

Dan, beliau bersabda, "Tempat-tempat itulah untuk (penduduk) mereka masing-masing dan untuk orang-orang yang datang di tempat-tempat tadi yang bermaksud hendak mengerjakan ibadah Haji dan Umrah. Adapun orang-orang yang tinggal (di dalam daerah miqat), maka dia (berihram) dari tempatnya sehingga orang Makkah pun supaya memulai ihramnya dari Makkah pula."

Untuk penduduk Madinah, Rasulullah menetapkan Dzul Hulaifah yang sekarang disebut dengan Abyar Ali / Bir Ali. Juhfah menjadi tempat miqat bagi penduduk Syam (Suriah dan sekitarnya). Juhfah ini terletak di padang tak berpenghuni di dekat Rabigh. Melakukan ihram dari Rabigh dapat dikatakan berihram di miqat karena letaknya sebelum Juhfah. Selain itu, desa Juhfah kini tidak ada lagi sehingga Rabigh menjadi miqat bagi orang Suriah.

Untuk penduduk Nejed, miqatnya berada di Qarnul Manazil yang kini disebut dengan as-Sail. Tempat ini terletak sekitar 94 km di sebelah timur Makkah atau sekitar 220 km dari Pelabuhan Udara King abdul Aziz di Jeddah. Bagi penduduk Yaman, miqat berada di Yalamlam yang berjarak 93 km dari Makkah.

Orang yang melintasi miqat dengan tujuan Makkah untuk berhaji atau menunaikan umrah, wajib berihram dari miqat-miqat tersebut. Disyariatkan kepada jamaah yang menempuh perjalanan udara dan laut untuk bersuci terlebih dahulu sebelum menaiki kedua transportasi tersebut.

Setelah mendekati daerah miqat dari manapun mereka datang, para jamaah tersebut diwajibkan berihram lalu berniat haji atau umrah  sambil bertalbiyah.

Apabila seseorang tinggal di Makkah dan ingin berhaji, dia harus keluar dari kota suci itu menuju daerah miqat dan berihram di sana. Setelah itu, barulah boleh masuk kembali ke Makkah. Sedangkan yang rumahnya jauh dari miqat, ia boleh memilih apakah akan berihram dari miqat terdekat atau berihram dari tempat tinggalnya.

Hal itu dijelaskan dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan Ibnu Abbas ketika beliau menjelaskan ketentuan miqat. "Dan orang yang bertempat tinggal di kawasan sebelum miqat (diukur dari Makkah), tempat ihramnya adalah dari keluarganya (rumahnya). Hingga, penduduk Makkah pun berihram dari rumahnya." 

Travel Umroh Hemat Jazira Wisata
Gedung Twink Lantai 3
Jl. Kapten Tendean No. 82 Mampang Prapatan
Jakarta Selatan - DKI Jakarta 12790

Call/SMS 0878-0906-9329, 081283510646
Telepon :  (021) 609-20586

No comments: